Banyak Standar dalam Siaran TV Mobile

Di era mendatang, akan ada pembagian standar dalam siaran digital mobile TV. Seperti yang dialami TV analog dengan standar NTSC, PAL, dan SECAM. Pada siaran digital mobile TV, beberapa standar digunakan hanya oleh satu negara saat ini. Situasi seperti ini tampaknya akan berlanjut ke depannya. Contohnya, MEdiaFLO di Amerika Serikat (AS) dan CMMB di China.
Hingga saat ini, Komite Standar Televisi Tingkat Lanjut AS (ATSC) sedang mengembangkan standar untuk siaran mobile TV yang disebut ATSC-M/H. Standar ini ditujukan bagi penyiaran-penyiaran lokal di AS. Selain di AS, standar tersebut juga bisa digunakan di negara lain sebagai standar TV digital mereka.

Standar yang paling umum diterapkan dari segi jumlah jasa yang tersedia adalah DVB-H. Selain tengah dipromosikan oleh Uni Eropa, layanan uji coba dan terbatas DVB-H juga tengah dioperasikan di Filipina, India, Vietnam, Kenya, Nigeria, Namibia dan akan di menyusul Indonesia. Beberapa negara Eropa seperti Perancis, Swiss, Austria, Jerman, Rusia, dan Belanda rencananya akan mengudarakan layanan DVB-H pada 2008 seperti yang telah dilakukan oleh Italia dan Finlandia.

Selain itu, penawaran penyiaran TV mobile lainnya telah diluncurkan ke pasar Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Afrika pada 2007. Perangkat mobile handset ini mulai dikirim bersama dengan penerima (receiver) TV analog. Tercatat sekitar lima juta receiver telah dikirimkan sampai dengan akhir 2007. Jumlah itu diharapkan meningkat enam kali lipat pada 2008. Apalagi ada begitu banyak pasar yang belum memulai TV digital sedangkan TV analog belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. TV analog bersifat gratis, konsumen cukup membeli handset dengan receiver dan menjadikan hal ini sebagai daya tarik, serupa dengan cara konsumen beralih ke penyiaran digital mobile TV di Jepang dan Korea Selatan yang menggratiskan mengudaranya layanan digital.

Peluncuran siaran mobile digital TV yang baru di negara yang belum ditawari pun akan menimbulkan peningkatan jumlah pelanggan siaran mobile TV. Bertambahnya layanan akan dibarengi dengan semakin beragamnya handset yang beredar dengan harga yang variatif. In-Stats mengharapkan jumlah pelanggan meningkat dari di bawah 3 juta pada akhir 2007 menjadi lebih dari 200 juta pada 2012.

Terkait dengan meningkatnya tren perluasan social networking ke perangkat mobile di AS, kelompok penting yang perlu difokuskan adalah generasi Millenial. Lebih dari 74 juta penduduk Amerika diklasifikasikan sebagai Millenial, yakni mereka yang berusia antara delapan sampai 29 tahun. Generasi ini pintar dan sangat tanggap teknologi, mereka juga pengguna yang mengikuti perkembangan perangkat mobile.

Selain itu, mereka telah memiliki akses ke telepon selular dan komputer sejak usia dini. Sebagai hasilnya, kebanyakan millenial tidak menggunakan buku telepon, peta yang memiliki folder, atau kamus-kamus yang berat. Mereka tinggal online. Umumnya para Millenial terbiasa hidup konsumtif, senang berbelanja sejak kecil. Mereka juga adalah pengguna utama social networking dan sekarang social networking secara mobile.

Polling yang dilakukan Young Voter Strategies pada 2006 menemukan, lebih dari 90% Millenial yang disurvei mengatakan mereka menggunakan email dan internet. Sementara itu, Survei Mobilitas Konsumen yang dilakukan In-Stat pada 2007 mencatat, lebih dari 80% Millenial mengatakan mereka telah menggunakan SMS pada bulan sebelumnya. Survei ini menunjukkan saat penggunaan SMS menurun menurut usia, maka penggunaan telepon selular untuk tujuan social networking tidak menurun di kalangan generasi Millenial yang berusia lebih dewasa.

Memang, millenial berusia di bawah 25 tahun adalah yang paling aktif dengan social networking online. Mereka mengakses situs-situs secara rutin lebih dari sekali sehari. Hasil dari survei In-Stat yang terbaru mengenai social networking dan video online menemukan adanya keinginan pengguna untuk tetap terkoneksi kini meluas dari komputer pribadi ke perangkat mobile. Sementara itu, lebih dari sepuluh persen responden berusia di atas 44 tahun menggunakan telepon mereka untuk social networking atau mengakses video secara online. Sedangkan responden Millenial berusia 18-24 tahun merupakan pengguna berat telepon selular untuk social networking.

Kendati khalayak social networking mobile sudah jelas, namun keberadaannya masih sangat rentan. Tantangan bagi operator selular, pengembang situs social networking, industri handset, dan pemodal proyek adalah bagaimana menjaga perhatian para demografik muda ini, menumbuhkan pasar, dan mengapitalisasi ketertarikan Millenial terhadap teknologi tersebut.

Sumber : sda-online.com

Baca selengkapnya..

0 komentar :

Blogger template by AdsenseBloggerTemplates | Original design by andrastudio